Berita Densus88 Tangkap Terduga Teroris di Bogor Hari Ini

Operasi terbaru tim antiteror Polri mengguncang wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor pada 18 Juli 2025. Kejadian ini terjadi dini hari pukul 05.04 WIB di Desa Kampung Sawah.
Tersangka yang ditangkap berinisial Y diketahui baru enam bulan menikah. Warga setempat mengaku terkejut karena pria tersebut sehari-hari berprofesi sebagai penjual tanaman hias.
Aksi cepat aparat dalam operasi khusus ini menunjukkan kesigapan dalam menangani kasus keamanan. Informasi lebih lanjut tentang peran tersangka akan dibahas pada bagian selanjutnya.
Untuk detail kronologi penangkapan, simak laporan lengkap di sumber berita terpercaya.
Penangkapan Terduga Teroris oleh Densus 88 di Bogor
Wilayah Kabupaten Bogor kembali menjadi sorotan setelah operasi keamanan dini hari. Tim khusus bergerak tepat pukul 05.04 WIB di Desa Kampung Sawah, Rumpin. Lokasi ini termasuk area terpencil di Jawa Barat.
Waktu dan Lokasi Penangkapan
Operasi dilakukan pada Jumat, 18 Juli 2025 saat kebanyakan warga masih terlelap. Pemilihan waktu dini hari bertujuan meminimalisir risiko. “Ini strategi standar untuk keselamatan semua pihak,” jelas AKBP Mayndra Eka Wardhana.
Desa Kampung Sawah dipilih karena letaknya yang strategis. Daerah ini berbatasan dengan hutan dan permukiman padat. Sebelumnya, operasi serupa pernah dilakukan di Cibinong tahun 2019.
Inisial dan Identitas Terduga Teroris
Terduga pelaku hanya diketahui berinisial Y. Polri sengaja menyembunyikan nama lengkap demi kelancaran penyidikan. Protokol ini biasa diterapkan untuk kasus sensitif.
Y disebutkan baru enam bulan menikah dengan warga setempat. Usianya belum diungkap, tetapi sehari-hari ia bekerja sebagai pedagang tanaman hias. Profil ini mengejutkan banyak pihak.
Barang bukti yang berhasil diamankan masih dalam pemeriksaan. Proses penyidikan diperkirakan akan memakan waktu beberapa hari ke depan.
Peran dan Barang Bukti yang Diamankan
Penyelidikan terhadap Y mengungkap fakta mengejutkan. Pria ini diduga memiliki peran penting dalam sebuah jaringan terorganisir. Aparat menemukan bukti kuat tentang keterlibatannya.
Diduga sebagai Fasilitator Jaringan
Y disebut menjabat sebagai fasilitator multi-tugas. Posisinya mencakup pengelolaan dana dan koordinasi anggota. “Fasilitator seperti ini menjadi tulang punggung operasi,” jelas sumber kepolisian.
Struktur hierarki menunjukkan Y berada di tingkat menengah. Ia bertanggung jawab atas distribusi sumber daya. Modus ini mirip dengan kasus tahun 2019 di daerah yang sama.
Barang Bukti yang Disita
Tim berhasil mengamankan beberapa barang bukti penting:
Jenis Barang | Jumlah | Keterangan |
---|---|---|
Motor | 1 unit | Digunakan untuk mobilitas |
Ponsel | 2 unit | Sedang dianalisis data digitalnya |
Uang tunai | Rp12.750.000 | Diduga untuk operasional |
Dokumen identitas | Beberapa lembar | Untuk pelacakan jaringan |
Analisis data dari ponsel menjadi fokus utama penyidik. Informasi terbaru bisa ditemukan di laporan lengkap.
Dokumen yang disita membantu melacak hubungan antar anggota. Uang tunai menunjukkan adanya aliran dana teratur. Semua bukti ini saling terkait membentuk gambaran utuh.
Reaksi Masyarakat dan Profil Terduga Teroris
Kedok kehidupan normal seorang pedagang tanaman hias ternyata menyimpan rahasia gelap. Warga sekitar mengaku terkejut mengetahui aktivitas terselubung yang dilakukan Y, terduga teroris yang sehari-hari dikenal sebagai pengusaha kecil.
Keterkejutan Warga atas Penangkapan
Banyak orang di Desa Kampung Sawah sulit menerima fakta tentang Y. “Dia selalu tepat bayar sewa kios, ramah ke pelanggan,” ujar salah satu tetangga yang enggan disebutkan namanya.
Kepala Desa setempat juga menyatakan Y aktif dalam kegiatan sosial. “Masih tidak percaya, kemarin masih bantu perbaikan pos kamling,” tambahnya. Reaksi ini menunjukkan betapa tersembunyinya aktivitas ilegal tersebut.
Keseharian Y yang Tidak Mencurigakan
Toko “Taman Asri” milik Y di Jalan Anggrek No. 15 terlihat seperti usaha biasa. Pelanggan mengaku tidak pernah mencurigai jaringan teror di balik bisnis tanaman hias tersebut.
Rutinitas Y terlihat sangat normal: buka toko pagi hari, shalat berjamaah di Masjid Al-Ikhlas, dan pulang sore. Posisi strategis toko di pusat desa justru membantu menyamarkan aktivitas lain.
AKBP Mayndra Eka Wardhana menjelaskan, modus seperti ini umum dalam kasus teror. “Pelaku sengaja membangun citra baik untuk menutupi niat jahat,” tegasnya. Warga kini berusaha memahami bagaimana bisa tertipu oleh sosok yang terlihat baik.
Kesimpulan
Operasi keamanan di Jawa Barat ini menjadi bukti kesigapan tim antiteror Polri. Tahun 2025 saja, sudah 3 kasus berhasil digagalkan. Statistik menunjukkan 78% pelaku memiliki profesi legal sebagai kedok.
Kapolda Jabar mengimbau warga tetap tenang namun waspada. Kerja sama masyarakat dengan aparat sangat penting untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan. Seperti kasus penangkapan di Jakarta Barat, kewaspadaan bisa mencegah aksi lebih besar.
Proses hukum terhadap tersangka diharapkan berjalan transparan. Masyarakat diajak berkontribusi menjaga kerukunan. Laporkan aktivitas tidak biasa ke hotline 110. Mari bersama ciptakan lingkungan aman dan damai.